31 Agu 2009

BULU RONTOK PADA KUCING, TANDA KESEHATAN BERMASALAH

Oleh: Drh. Nurheti Yuliarti
Dimuat di Majalah Flona, Juli 2009
Secara normal bulu binatang termasuk kucing akan rontok dengan sendirinya untuk diganti dengan yang baru. Umumnya bulu yang lebih tua akan rontok terlebih dahulu kemudian disusul bulu bulu yang lebih muda, namun bulu bulu yang rontok secara normal ini jumlahnya tidak banyak dan tidak disertai perubahan pada kulit seperti warna kulit menjadi kemerahan, adanya benjolan (papula, pustula dan lain sebagainya), sisik, maupun kerak kerak berbeda dengan kerontokan yang disebabkan oleh gangguan kesehatan. Bulu yang rontok karena gangguan kesehatan umumnya berjumlah lebih banyak dengan disertai sejumlah gangguan lain. Pemilik hendaknya mengenali gangguan ini sehingga dapat bertindak dengan cepat, disarankan berkonsultasi dengan dokter hewan jika si meong mengalami kerontokan rambut yang tidak normal. Beberapa gangguan kesehatan yang mengakibatkan kerontokan bulu adalah sebagai berikut:
1. Peradangan kulit karena Alergi
Peradangan kulit karena alergi dan iritasi merupakan penyebab kerontokan bulu yang sangat sering dialami kucing. Alergi bisa disebabkan oleh antibiotik topikal, kontak dengan nikel, wool, plastik sejumlah bahan kimia yang terdapat dalam deodoran (penghilang bau) karpet ataupun peradangan yang disebabkan sejumlah racun. Dermatitis karena alergi umumnya disebabkan lebih dari 1 macam zat dan tidak menimpa semua kucing, hanya beberapa kucing yang terserang dermatitis karena alergi dengan berbagai macam bahan diatas. Gangguan ini ditandai dengan kemerahan kulit dan adanya benjolan atau lepuh lepuh pada kulit diiringi dengan pertumbuhan bulu yang lambat pada daerah yang secara langsung berhubungan dengan luka. Gatal gatal dan kerontokan bulu akan terjadi ketika penyakit ini telah berjalan kronis. Pengobatan dilakukan dengan steroid dan anti histamin serta disertai dengan menjauhkan alergen (bahan penyebab alergi) dari kucing yang terserang. Jika kucing anda mengalami masalah kesehatan ini, disarankan segera berkonsultasi dengan dokter hewan karena lebih aman daripada anda mengobati sendiri penyakit tersebut.
2. Atopy
Penyakit ini merupakan peradangan kulit (dermatitis) yang disebabkan karena reaksi alergi ketika kucing menghisap bahan bahan tertentu seperti serbuk sari, debu yang mengandung jamur maupun kutu. Kejadian ini ditandai dengan peradangan pada kaki dan telinga, gatal gatal dan kemerahan pada kulit. Pengobatan dilakukan dengan antihistamin, steroid, suplemen asam lemak omega tiga, sampo tertentu dan terapi imunologis disertai dengan menjauhkan dari alergen diatas. Pengobatan yang dilakukan oleh dokter hewan lebih disarankan dibanding pengobatan sendiri, disamping pengobatan akan lebih tepat, dokter hewan bisa memberikan saran saran terbaik secara khusus pada kucing anda.

3. Cheyetiela
Cheyetiela adalah tungau yang biasa menyerang kelinci. Tungau ini juga bisa mengakibatkan peradangan kulit pada kucing. Penyakit ini ditandai dengan gatal gatal dan sisik pada kulit. Jika berat bulu akan rontok. Peradangan ini biasa diobati dengan pyretrin.

4. Facial/preauricular alopecia
Preauricular alopecia merupakan kerontokan bulu yang normal terjadi di sekitar mata (antara mata dan telinga). Kerontokan rambut ini sering terjadi pada kucing yang berusia 14-20 minggu dan lebih umum terjadi pada kucing berambut pendek dan kucing berkulit gelap.

5. Flea alergi dermatitis
Gangguan ini merupakan gangguan yang disebabkan karena si meong alergi terhadap gigitan kutu tertentu. Ada zat tertentu pada air liur kutu sehingga mengakibatkan alergi pada sejumlah kucing. Kucing yang menderita penyakit ini umumnya ditandai dengan kemerahan pada kulit yang disertai adanya benjolan benjolan (papula), kerontokan bulu, kulit berkerak dan bersisik. Untuk mengendalikan penyakit ini yang harus diberantas adalah keberadaan kutu di kandang dan lingkungan. Alergi yang terjadi dapat dikonsultasikan kepada dokter hewan.

6. Alergi Makanan
Gangguan ini disebabkan karena si meong alergi terhadap bahan makanan tertentu, ditandai dengan menggaruk garuk kaki, gatal gatal dan kemerahan pada kulit. Untuk mengatasi hal gangguan ini mudah saja yakni dengan mengganti pakan penyebab alergi. Bagi pemilik atau perawat kucing penting sekali melihat reaksi si meong setelah makan makanan tertentu, terutama pakan yang baru pertama kali diberikan sehingga jika terjadi alergi karena makanan dapat dengan mudah diketahui pakan yang mana penyebabnya.

7. Kerontokan bulu selama bunting dan menyusui
Kerontokan bulu pada kucing betina selama bunting dan menyusui adalah suatu hal yang normal. Hal ini disebabkan karena betina merasa stress yang disebabkan karena sakit selama bunting, melahirkan ataupun karena pembedahan (saat melahirkan). Kerontokan bulu ini biasanya berjalan tiba tiba dan menyebar luas.

8. Hipertiroid
1 dari 3 kucing umumnya menderita gangguan ini. Gangguan pada kulit ini disebabkan melimpahnya produksi hormon yang diproduksi kelenjar tiroid. Gangguan ini ditandai dengan kerontokan bulu dan bulu mudah lepas. Sebaiknya penderita dibawa ke dokter hewan untuk mendapatkan pengobatan.

9. Psycogenic/neurogenic dermatitis.
Gangguan ini terjadi karena kucing merasa stres yang bisa disebabkan karena kebosanan, ketakutan dan lain sebagainya, sangat umum menyerang kucing yang tinggal di lingkungan baru. Kerontokan bulu biasanya terjadi secara simetris atau terjadi pada kedua sisi tubuh, kemungkinan terdapat ulser yang umumnya terdapat mulai dari bagian perut ke belakang. Menempatkan si meong pada lingkungan yang nyaman merupakan cara yang paling tepat untuk memecahkan masalah ini, sejumlah pengobatan dapat dilakukan oleh dokter hewan untuk membantu meringankan penyakit ini.

10. Ringworm
Penyakit ini disebabkan oleh jamur, ditandai dengan kerak kerak, gatal gatal pada kulit dan adanya bulatan bulatan pada kulit dengan disertai kerontokan bulu. Pengobatan yang umum adalah dengan griseofulvin atau itraconazole, namun disarankan pemilik berkonsultasi dahulu dengan dokter hewan.

11. Kemoterapi
Kemoterapi dapat mengakibatkan kerontokan bulu pada kucing. Jika kerontokan bulu disebabkan oleh kemoterapi maka tidak bisa disembuhkan namun kerontokan bulu ini akan segera berhenti apabila kemoterapi telah selesai atau dihentikan.

12. Demodekosis
Demodekosis merupakan penyakit yang menyerang kulit sejumlah hewan termasuk kucing. Penyakit ini disebabkan oleh tungau demodex sp. Perlu kesabaran untuk menyembuhkan penyakit ini karena biasanya berjalan lama apalagi jika telah menyebar. Tungau demodex sangat umum menyerang kucing yang tingkat kekebalannya menurun. Demodekosis ditandai dengan adaya kerontokan bulu, dan kulit bersisik, serta berwarna kemerahan. Gatal gatal yang menyertai penyakit ini sangat menyiksa si meong sehingga perlu segera dibawa ke dokter hewan karena jika sudah menyebar penyakit ini sukar disembuhkan. Pengobatan biasanya dilakukan dengan rotenon, amitraz atau ivermectin. Pemilik disarankan membawa kucingnya ke dokter hewan jika menunjukkan tanda tanda terserang penyakit ini.

13. Reaksi terhadap injeksi atau pemberian obat tertentu
Kejadian ini jarang terjadi pada kucing, namun pemberian cephalosporin, sulfonamid atau penicillin dengan cara dihirup (inhalasi), topikal (dioleskan ke permukaan kulit) ataupun injeksi (suntikan) bisa menimbulkan gangguan berupa kerontokan bulu kucing 2 minggu setelah pemberian obat.

14. Solar dermatitis (sunburn)
Gangguan ini disebabkan sengatan sinar matahari. Sejumlah kucing sensitif dengan sengatan sinar matahari. Ditandai dengan kemerahan pada kulit, adanya sisik sisik pada hidung dan telinga yang bisa berkembang menjadi kerak kerak dan ulser, serta bulu rontok. Pencegahan lebih diperlukan untuk menangani gangguan ini, hendaknya kucing yang sensitif dilarang kontak dengan sinar matahari sejak jam 9 pagi sampai jam 3 sore. Jika terpaksa kontak hendaknya dilindungi dengan penggunaan sun block atau tabir surya.

Tidak ada komentar: