18 Jan 2010

MENULIS NON FIKSI

DI RANGKUM DARI BUKU KIAT MENJADI PENULIS PROFESIONAL KARYA NURHETI YULIARTI TERBITAN MEDIA PRESSINDO
BISA DI DAPATKAN DI TOKO BUKU JARINGAN GRAMEDIA, TOGA MAS DAN TOKO TOKO BUKU TERKEMUKA DI INDONESIA. HARGA BANDEROL 29.000

PESERTA KURSUS GRATIS DI PERMATA ILMU WRITING SCHOOL HARAP MELIHAT ARTIKEL INI UNTUK MEMBANTU ANDA MENGERJAKAN TUGAS YANG DIBERIKAN. PESERTA KURSUS REGULER BISA MELIHAT TULISAN INI SECARA LENGKAP DI BUKU KIAT MENJADI PENULIS PROFESIONAL KARYA NURHETI YULIARTI YANG TELAH DI BAGIKAN

Pada dasarnya cara menulis artikel hampir sama dengan buku, kalau artikel biasanya hanya beberapa lembar saja sedang buku terdiri dari puluhan, ratusan bahkan ribuan lembar. Karena itulah pembahasannya saya jadikan satu saja.

Setelah anda mendapatkan ide-ide intuk menulis, menemukan tempat yang cocok untuk menulis dan menyiapkan peralatan yang anda butuhkan coba ikuti langkah berikut ini. Langkah ini adalah langkah pokok anda menulis. Setelah itu kembangkan sendiri menurut selera anda Yang pertama adalah membuat kerangka karangan, yang kedua adalah mengembangkan kerangka karangan sedang yang ketiga adalah membaca kembali dan melakukan editing seperlunya.


1. Membuat Dan Mengembangkan Kerangka Karangan
Kerangka karangan akan memudahkan anda dalam menyusun suatu naskah terutama naskah buku yang pastinya jauh lebih tebal daripada artikel. Dengan membuat kerangka kemacetan atau kehabisan ide di tengah jalan dapat anda tekan sesedikit mungkin.
Menurut beberapa buku tentang menulis yang saya baca kerangka karangan dapat digambarkan sebagai sebuah tubuh manusia yang merupakan satu kesatuan. Antara satu bagian dengan bagian yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Kerangka karangan umumnya terdiri dari

• Head(kepala) : menggambarkan judul tulisan
Buatlah judul yang menurut anda paling menarik. Judul yang menarik akan mampu menarik perhatian pembaca dalam sekejap. Jangan lupa, Menurut survey orang banyak membeli buku hanya karena merasa jatuh cinta pada pandangan pertama atas judul buku tersebut. Anda bisa membuat judul semenarik mungkin. Namun jangan terlalu lama berfikir tentang judul malah anda tidak jadi menulis, yang penting bagi anda tentukan judul semenarik mungkin. Bila anda masih merasa judul anda terlalu jelek, kelak jika naskah anda diterbitkan pastilah editor akan mengganti dengan judul yang lebih menarik. Jadi teruskan menulis, jangan terlalu khawatir dengan judul.

• Lead(leher) : Menggambarkan paragraf pertama atau paragraf penghubung
Leher akan mengesankan apakah tulisan tersebut baik atau buruk. Biasanya sebelum membeli buku seseorang akan membaca beberapa halaman buku untuk mendapatkan sedikit gambaran semenarik apa buku yang akan dia beli. Kalau penulis gagal membuat bagian awal suatu buku menjadi menarik, maka ini menjadi tanda kegagalan seorang penulis menulis buku. Jadi usahakan bagian awal dari buku anda menjadi bagian yang paling menarik dibandingkan dengan bagian lain dari buku anda. Agar menarik, maka bagian leher ini bisa disusun dari kalimat-kalimat yang persuasif bahkan bila perlu terkesan provokatif. Hal itu dapat dilakukan dengan memberikan argumentasi yang meyakinkan, menampilkan data yang cukup ekstrim, narasi yang mengharu biru, menambahkan anekdot yang ada hubungannya dengan cerita, menambahkan kutipan orang-orang ternama, maupun mengutip kata-kata bijak orang-orang terkenal.

• Tubuh : Merupakan isi atau pembahasan. Tubuh merupakan substansi ide maupun gagasan utama yang dibahas oleh seorang penulis. Dalam tubuh inilah persoalan inti dikupas dan diberikan pembahasan dengan lebih mendetail. Selain mengandalkan opini penulis, dalam pembahasan naskah non fiksi hendaknya di dukung beberapa referensi sehingga pembaca lebih paham dan yakin akan pembahasan yang diberikan penulis. Dalam tubuh inilah inti pembahasan yang utama sehingga pembaca menjadi tahu tentang pokok bahasan yang dikemukakan penulis.

Tubuh Bisa terdiri dari beberapa alenia atau beberapa paragraf pembaca. Alurnya bisa deduktif, induktif, induktif-deduktif, deskriptif atau naratif
Deduktif: Adalah penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum atau dengan kata lain dari sejumlah bahasan yang umum maka dilakukan penarikan kesimpulan dengan hal-hal yang lebih khusus. Tulisan dalam alur deduktif dimulai dengan kalimat inti, diikuti dengan uraian, penjelasan, argumentasi dan sebagainya yang bersifat umum kemudian baru pada kalimat berikutnya pernyataan tadi dibuktikan dengan pernyataan yang bersifat khusus (lebih mendetail)

Induktif: Metode ini adalah pemikiran yang bertolak dari kaidah atau hal-hal yang bersifat khusus untuk menentukan hukum yang umum. Penarikan kesimpulan berdasarkan pada keadaan-keadaan yang khusus untuk diperlakukan secara umum. Atau dapat dikatakan sebagai penentuan kaidah umum berdasarkan akan kaidah khusus

Deduktif-induktif: Pola yang ketiga ini merupakan gabungan dari pola sebelumnya. Pada pola ini kalimat inti dinyatakan terlebih dahulu, kemudian pada kalimat terakhir kembali kalimat inti diulang lagi sebagai langkah pencocokan uraian yang telah dijabarkan.

Deskriptif-naratif: Menggam,barkan apa adanya dengan kata-kata yang jelas. Pola ini berbeda dengan ketiga pola sebelumnya. Pada pola ini gagasan pokok tidak terbatas pada satu kalimat saja. Inti persoalan akan di dapati hampir di semua kalimat, alenia dan bagian. Tulisan jenis ini tidak melakukan penilaian tetapi hanya memberikan gambaran objek yangg ditulisnya sehingga tidak ada kalimat inti yang ditunjuk secara khusus. Hampir semua kalimat memiliki perannya masing-masing dan tidak ada bagian kalimat yang dianggap terpenting, seluruhnya memiliki makna yang sama


• Ending/Akhir berupa solusi atau kesimpulan
Bagian akhir tulisan meski porsinya sangat sedikit akan tetapi menentukan cita rasa sebuah tulisan. Jadi berkesan atau tidaknya bergantung keahlian seorang penulis dalam membuat bagian ini. Pada tulisan fiksi Ending bisa dibuat tuntas namun bisa juga dibuat menggantung sedangkan untuk non fiksi ending bisa dibuat sebagai kesimpulan ataupun solusi ataupun tawaran pemecahan masalah dari sebuah persoalan di dalam tubuh


Saya pribadi menempatkan kerangka karangan semata-mata hanya sebagai alat bantu dalam membuat suatu tulisan. Jadi saya sarankan jangan terpaku dengan kerangka yang ada. Kerangka merupakan alat bantu untuk menyelesaikan naskah anda, semuanya bisa anda atur sesuai keinginan anda, di tengah jalan anda bisa memperbaiki sesuai dengan perkembangan naskah anda. Umumnya saya tidak pernah membuat kerangka karangan dengan mendetail. Kerangka yang saya buat hanya berupa judul, sub judul dan anak sub judul yang akan saya tulis misalnya seperti contoh berikut ini


Kerangka karangan caladium

Caladium pesona sang sayap bidadari
SATU. MENGENAL CALADIUM
- ”Sayap Bidadari dari Negeri Tropis”
- Pesona keindahan Caladium
- Galeri Caladium
DUA. MENANAM CALADIUM
- Pemilihan bibit
- Pemilihan media tanam
- Pemilihan Pot
- Cara Menanam Caladium
TIGA. PERAWATAN CALADIUM
- Menjaga kelembaban lingkungan tanam
- Pemenuhan kebutuhan Sinar Matahari
-Penyiraman
-pemupukan
-Repotting
EMPAT. MENINGKATKAN PESONA CALADIUM
- Merimbunkan daun caladium
- mengilapkan daun caladium
- membuat tangkai caladium kokoh
-Menyempurnakan penampilan caladium
-Mengatasi masalah dormansi

LIMA. PERBANYAKAN CALADIUM
-Perbanyakan secara generatif
-Perbanyakan secara vegetatif

ENAM. MENGATASI GANGGUAN KESEHATAN CALADIUM
-Mengatasi gangguan kesehatan akibat faktor lingkungan yang tidak sesuai
- Mengatasi gangguan kesehatan akibat serangan hama dan penyakit
-Aman menggunakan pestisida untuk Caladium
DAFTAR PUSTAKA

Untuk mengembangkan kerangka karangan anda bisa menggunakan rumus bantu 5W+1H. Apa itu? Rumus yang populer di kalangan jurnalistik ini bisa membantu anda mengembangkan kerangka karangan. 5W adalah : What, Who, Where, When sedang 1H adalah How. Kelima pertanyaan itu bisa anda ajukan untuk mengembangkan ide-ide anda. Selanjutnya anda bisa mengembangkannya sendiri sesuai style anda.

2. Menyusun Kalimat Dan Melakukan Editing
Seperti telah saya katakan di awal, jangan terlalu bingung dalam menyusun sebuah kalimat. Tulislah dahulu, dan hanya baru layak menatanya kembali setelah berlembar-lembar tulisan anda selesai. Setelah anda memyelesaikan barang 10-15 lembar anda bisa menata kalimat anda. Anda masih ingat bukan pelajaran mengarang di sekolah dasar bahwa unsur utama sebuah kalimat yang baik dan benar adalah adanya Subjek(S), Predikat(P) dan obyek(O). Pola kalimat tidak selalu harus S, P, O, dan K. Jadi semuanya dapat di bolak balik bahkan tidak lengkap misalnya hanya mengandung S dan P saja.

Contoh: Arman memancing ikan saat gerimis turun di sore itu dalam hal ini Arman berfungsi sebagai subjek, memancing sebagai predikat, ikan sebagai objek dan saat gerimis turun di sore itu berfungsi sebagai keterangan waktu. Kalimat itu dapat anda kembangkan sehingga lebih menarik menurut anda misalnya saat gerimis turun di sore itu, Arman sedang memancing ikan. Jadi tatanan kalimatnya anda sesuaikan dengan keinginan anda meskipun sebaiknya masih mengacu tatanan bahasa yang baku. Jangan terlalu takut menulis, jika anda terbiasa, lama kelaman kalimat yang anda buat akan mengalir begitu saja dan tertata rapi bagai baju yang habis di setrika.

Setelah beberapa puluh lembar tulisan anda selesai, anda bisa melakukan editing. Baca kembali dengan teliti naskah anda, rasakan bahasa naskah tersebut, sebagai buku populer naskah anda memang tidak harus menggunakan bahasa yang benar-benar baku namun harus tetap enak dibaca, tidak berbelit belit sehingga orang akan mudah memahaminya. Anda juga dapat menukar posisi kalimat yang anda buat agar benar-benar sesuai dengan sub judul yang menaunginya. Bila perlu anda bisa juga menambah atau mengurangi beberapa bagian sehingga buku anda layak untuk dinikmati banyak orang.

2 komentar:

Bunda Eko Rini mengatakan...

assalaikum Mba...

nurheti2 mengatakan...

Wa'alaikumsalam wr.wb. Makasih commentnya mbak rini, ayo berani dong bikin comment yang lebih panjang mbak, nulis terus ya, jangan kalah ama papanya anak anak. OK?