2 Sep 2009

MEMBUAT PUPUK ORGANIK

Oleh:
Nurheti Yuliarti*

Beberapa yang termasuk pupuk organik adalah pupuk hijau, kompos dan pupuk kandang. Pupuk kandang dapat dibedakan menjadi pupuk kandang segar dan pupuk kandang busuk. Pupuk kandang segar biasanya merupakan kotoran kotoran hewan yang baru diturunkan oleh hewannya yang kadang kadang tercampur pula oleh urin dan sisa sisa makanan di kandang. Selain pupuk kandang segar ada pula pupuk kandang busuk. Pupuk kandang busuk biasanya merupakan pupuk kandang segar yang telah disimpan atau di gundukkan di suatu tempat sehingga telah mengalami pembusukan. Pupuk kandang dapat pula dibuat melalui proses pembusukan atau fermentasi limbah ternak dan sisa sisa pakan hijauan. Dengan demikian limbah ternak baik berupa kotoran ternak saja atau yang sudah bercampur dengan sisa-sisa pakan hijauan/jerami apabila diproses secara benar dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Proses tersebut disebut juga pengomposan.

Proses pengomposan akan bermanfaat untuk:
- Mengurangi bau yang tidak sedap (busuk) pada lingkungan peterakan.
-Menghilangkan faktor penghambat pertumbuhan tanaman yang ada pada Kotoran Ternak Segar (KTS)
- Menghilangkan kesan kotor/menjijikkan.
- Menghilangkan agen pathogen atau bibit rumput liar yang ada pada limbah ternak.
- Meningkatkan nilai jual pupuk untuk tambahan pendapatan peternak.

Dalam proses pengomposan dapat ditambahkan starter. Starter berisi mikrobia yang berfungsi untuk mempercepat pembuatan pupuk organik termasuk pupuk kandang. Beberapa jenis starter yang sudah beredar di pasar diantaranya Starbio, EM-4 dan Starter akan mengoptimalkan manfaat dan kandungan unsur hara dari pupuk organik tersebut. Selain starter, dalam pembuatan pupuk kandang diperlukan beberapa bahan lain yakni kapur, abu, serbuk gergaji, sekam dan lain-lain.

Berdasarkan populasi ternak di Indonesia (2004) yang terdiri dari ternak ruminansia besar sebanyak 13.680.000 ekor, ternak ruminansia kecil 21.688.000 ekor, non ruminansia 7.001.000 ekor dan unggas 1.283.164.000 ekor dapat dihasilkan KTS sebanyak 80.194.166 ton dan apabila diproses menghasilkan pupuk organik sebanyak 32 juta ton dengan nilai Rp. 11,2 triliun dengan asumsi harga pupuk Rp. 350, /Kg. Dari jumlah tersebut secara proporsional berasal dari ternak ruminansia besar (74,72%), ruminansia kecil (7,40%), non ruminansia kuda dan babi (7,38%) dan unggas (10,50%). Jumlah pupuk organik sebanyak 32 juta ton dapat menyuburkan lahan pertanian seluas 6,4 juta Ha/tahun, dengan asumsi pemakaian pupuk organik 5 ton/Ha/tahun. Dengan demikian apabila dapat dikelola secara intensif potensi tersebut sangat signifikan dalam upaya meningkatkan pemanfaatan pupuk organik asal ternak dan peningkatan kesejahteraan petani dan peternakan.

Memang tak dapat disangkal bahwa kadar unsur hara yang ada pada pupuk kandang/pupuk organik memang tidak sebesar kandungan unsur hara pada pupuk buatan, Akan tetapi pupuk organik mempunyai kelebihan yaitu dapat memperbaiki struktur tanah yang dipupuk sehingga akan memudahkan penyerapan air hujan, memperbaiki kemampuan tanah dalam mengikat air sehingga tanah tidak cepat kering, mengurangi erosi dan memberikan lingkungan/media yang baik bagi kecambah biji dan akar tanaman.
Pupuk Organik dapat juga digunakan sebagai media tanaman diantaranya untuk sayur-sayuran, bunga-bungaan dan pertanian organik. Kelebihan lainnya, penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan pendapatan petani. Sejumlah cara pembuatan pupuk organik adalah sebagai berikut:

A. Cara 1
Pembuatan pupuk ini menggunakan sisa hasil pertanian yang tercampur dengan sisa Pakan/Hijauan (Jerami / Rumput). Cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
- Timbun kotoran ternak yang bercampur dengan rumput jerami di tempat yang teduh dan beratap, tumpukan maximal 2m tingginya.
- Tumpukan/timbunan, tersebut disiram dengan air yang sudah dicampur dengan Starter (0,1%) dengan cara dipercik-percikan hingga merata. Suhu pada tumpukan bagian dalam akan naik setelah beberapa hari hingga 70 derajat celcius.
- Diamkan selama 2 minggu (14 hari), kemudian diaduk hingga rata, sehingga suhunya turun lebih kurang 40 derajat celcius. Pengadukan dilakukan setiap 2 minggu sekali dan perlakuan ini dilakukan sampai 2-3 bulan (4-6 kali pengadukan)
 Setelah 3 bulan, pupuk organik sudah jadi dan dapat digunakan sebagai pupuk.

B. Cara 2
Pembuatan Pupuk ini menggunakan sisa hasil pertanian yang tidak tercampur dengan sisa pakan hijauan.
Cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
- Kotoran Ternak Segar dikeluarkan dari kandang, dijemur hingga setengah kering (lakukan tiap hari)
- Hamparkan tipis-tipis kotoran tersebut dan ditimbun tiap hari di atasnya sambil diaduk-aduk hingga setengah kering
- Kumpulkan dan tumpuk di tempat terpisah pada ruangan yang beratap
- Kotoran Ternak Segar yang bercampur dengan sisa - sisa pakan di aduk setiap 3-4 hari sekali lakukan selama 30 hari dan ditambahkan Starter 0,1% dengan cara dipercik-percikan
- Tumpukan bahan yang setengah jadi tersebut dicampur dengan kotoran sapi setengah kering dari luar, kemudian diaduk. Hal ini dilakukan setiap hari
Pencampuran antara tumpukan bahan pupuk (setengah jadi) dengan kotoran ternak setengah kering, dimaksudkan untuk mempercepat proses. Pupuk organik sudah dapat dipergunakan sebagai pupuk, disamping digunakan sebagai bibit pupuk organik untuk pembuatan berikutnya. Pupuk Organik yang akan dijual dilakukan pengayakan dan pengemasan, disamping itu harus diberi label untuk menunjukkan identitas produsen.

Catatan: Dalam larutan Starter (EM-4 atau Starbio), mikroorganisme didalamnya masih dalam keadaan tidur (dorman), sehingga perlu diaktifkan terlebih dahulu dengan cara sebagai berikut :
- Campurkan 1 cc Starter dengan 1 liter air (1.000 cc) dan 1 gram gula (larutan 0,1% starter) atau sesuai petunjuk pabrik.
- Starter sudah siap disemprotkan ke bahan organik dengan Sprayer.
- Jika tidak segera digunakan, simpanlah larutan Starter (yang sudah jadi) dalam jerigen atau botol plastik yang dapat ditutup rapat (jangan menggunakan botol gelas).
- Simpan ditempat yang sejuk dan gelap, hindari sinar matahari dan jangan dimasukkan kedalam lemari es.
- Starter ini sebaiknya digunakan dalam jangka waktu 3 bulan (atau lihat anjuran pabrik).
Apabila sudah jadi, pupuk kandang siap dikemas dengan kemasan semenarik mungkin.
Ciri ciri pupuk organik yang sudah jadi adalah sebagai berikut:
- Bahan-bahan sudah hancur karena pemrosesan (pengomposan).
- Tekstur remah tidak lengket dan tidak panas (dingin/suhu alami: 30 C).
- Warna coklat kehitaman.
- Tidak berbau (bau kotoran sudah hilang).
 Kadar air 34-35%.


* Dari Berbagai Sumber

Tidak ada komentar: