28 Okt 2009

TETAP ASI YANG TERBAIK

Oleh: Nurheti Yuliarti


Ketika masih dalam kandungan, ibu harus menjaga kondisi janin. Salah satunya dengan mengonsumsi makanan sehat dengan kandungan gizi tinggi karena selain untuk ibu, nutrisi tersebut juga untuk si jabang bayi. Seperti halnya ketika anak dalam kandungan hal tersebut juga diperlukakan ketika anak pertamakali menghirup udara dunia. Kebutuhan nutrisi bayi sampai berumur 6 bulan dapat dipenuhi hanya dengan memberikan ASI saja atau yang dikenal sebagai ASI Ekslusif. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bayi tidak diberikan apa apa, kecuali makanan yang langsung diproduksi oleh ibu karena melalui Air Susu Ibu (ASI) lah bayi memperoleh nutrisi terbaiknya.
Meskipun khasiat ASI begitu besar, tidak banyak ibu yang mau atau bersedia menyusui ekslusif selama 6 bulan seperti yang disarankan organisasi kesehatan dunia (WHO). Sentra Laktasi Indonesia mencatat, berdasarkan survey Demografi dan kesehatan Indonesia 2002-2003 hanya 15% ibu yang menyusui eklusif selama 5 bulan. Di Indonesia rata rata ibu memberikan ASI Ekslusif hanya 2 bulan. Pada saat yang bersamaan pemberian susu formula meningkat 3 kali lipat. Ironisnya di Amerika serikat pada tahun 2005-2006 bayi yang mendapatkan ASI Ekslusif justru meningkat menjadi 60-70%.
Ibu yang memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif kepada bayinya sampai berumur enam bulan saat ini masih rendah, yaitu kurang dari dua persen dari jumlah total ibu melahirkan. Hal ini bisa disebabkan oleh sejumlah alasan diantaranya karena pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI masih rendah, tatalaksana rumah sakit yang salah, dan banyaknya ibu yang mempunyai pekerjaan di luar rumah. Beberapa rumah sakit memberikan susu formula pada bayi yang baru lahir sebelum ibunya mampu memproduksi ASI. Hal itu menyebabkan bayi tidak terbiasa menghisap ASI dari puting susu ibunya, dan akhirnya tidak mau lagi mengonsumsi ASI atau sering disebut dengan 'bingung puting.' Menghisap susu dari botol itu lain dengan menghisap puting susu ibu. Bayi harus belajar sejak awal dan ibu juga harus belajar menyusui, karena ketrampilan itu memang harus dipelajari oleh keduanya.

Makanan terbaik bagi bayi sebenarnya bukanlah susu formula akan tetapi ASI Ekslusif. ASI eksklusif adalah makanan terbaik yang harus diberikan kepada bayi, karena di dalamnya terkandung hampir semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi. Tidak ada yang bisa menggantikan ASI karena ASI didesain khusus untuk bayi, sedangkan susu sapi baik susu sapi segar, maupun susu formula yang katanya sudah di formulasikan khusus untuk bayi komposisinya sangat berbeda sehingga tidak bisa menggantikan ASI.
Susu formula tidak mempunyai antibodi seperti dalam ASI dan ini merupakan benang merah kenapa terjadi peningkatan resiko penyakit yang ditularkan air, apalagi masih banyak keluarga yang belum dapat akses air bersih. Malnutrisi dapat merupakan ancaman bagi bayi yang diberi susu formula ”irit” ( terlalu encer). Kembali ke ASI yang merupakan pilihan terbaik

bagi bayi kita, selain antibodi ada lebih dari 100 jenis zat gizi dalam ASI antara lain AA, DHA, Taurin dan Spingomyelin yang tidak terdapat dalam susu sapi. Beberapa produsen susu formula mencoba menambahkan zat gizi tersebut, tetapi hasilnya tetap tidak bisa menyamai kandungan gizi yang terdapat dalam ASI. Lagi pula penambahan zat-zat gizi tersebut jika tidak dilakukan dalam jumlah dan komposisi yang seimbang maka akan menimbulkan terbentuknya zat yang berbahaya bagi bayi.

Begitu banyak manfaat yang terkandung dalam ASI. Dengan demikian, tidak ada alasan apapun bagi ibu untuk tidak menyusui. Menyusui merupakan hak anak, sehingga jika menolak maka ibu hakikatnya telah menerlantarkan anaknya sendiri. Meski begitu memang diakui ada beberapa kondisi yang membuat ibu terpaksa tidak bisa menyusui misalnya bayi mengalami kelainan metabolik secara genetik walaupun hal ini jarang sekali terjadi. Kondisi lain adalah bayi dari ibu yang menderita HIV atau TBC aktif, bayi dari ibu pecandu narkoba, ibu yang mengalami kemoterapi kanker, dan ibu yang mengalami terapi radiasi, jika terapi radiasi tersebut selesai, maka ibu bisa kembali menyusui.

ASI sangat spesifik. Menurut Ahmad syafiq PhD pemberian susu formula tidak dianjurkan kecuali atas indikasi dokter. Di luar itu ada adagium susu sapi untuk anak sapi dan ASI untuk anak manusia. Komposisi ASI sangat spesifik, dia bisa menyesuaikan dengan kebutuhan anak hari itu jadi kalau antar manusia saja tidak cocok apalagi manusia dengan binatang. Susu formula itu adalah produk makanan sintetis susunan kimiawi susu sapinya tidak begitu banyak karena mayoritas mengandung probiotik, DHA. Itulah sebabnya mengapa disebut susu formula bukan susu sapi. Susu sapinya sendiri diolah dalam temperatur tinggi, karena itu nilai gizinya dipertanyakan. Dengan demikian, ASI sama sekali tidak bisa tergantikan dengan susu formula meski dengan klaim yang paling hebat sekalipun. Salah satu kandungan ASI yang sangat fenomenal adalah kolustrum. Berdasarkan penelitian, paling tidak terdapat 4 manfaat kolustrum pada ASI yang sangat berguna bagi bayi. Pertama kolustrum mengandung zat kekebalan terutama immunoglobulin A(IgA) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare. Kedua jumlah kolustrum yang diproduksi berfariasi tergantung hisapan bayi pada hari hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolustrum harus diberikan kepada bayi. Ketiga, kolustrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak yang rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari hari pertama kelahiran bayi. Keempat, membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan. Selain itu, ibu juga harus mengetahui tiga hal pada komposisi ASI. Pertama, ASI itu mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim enzim untuk mencernakan zat zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut. Kedua ASI mengandung zat zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi. Ketiga selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara whey dan kasein yang sesuai untuk bayi. Rasio whey dan kasein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey:kasein lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Susu sapi memiliki perbandingan whey:kasein adalah 20:80, sehingga tidak mudah diserap. Tak hanya itu, para ibu juga penting mengetahui komposisi taurin, DHA dan AA pada ASI. Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neurotransmiter dan berperanan penting untuk proses pematangan sel otak. Defisiensi taurin akan berakibat gangguan pada retina mata. Kedua decosahexoid acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA)adalah asam lemak tak jenuh brantai panjang (polyunsaturated fatty acid) yang diperlukan untuk pembentukan sel sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk memnjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk dari substansi pembentuknya,yakni masing masing omega 6 (asam linolenat) dan omega 6 atau asam linoleat. Susu formula, meski memiliki kandungan nutrisi yang di klaim nyaris serupa dengan ASI kemudian di klaim lebih nyaman diberikan terutama saat bepergian, fleksibel dan bisa diberikan oleh orang lain, dan sang ibu memiliki kebebasan namun belum mampu menandingi kehebatan ASI. Apalagi susu formula memiliki kekurangan yakni persiapannya repot dan memakan waktu, tidak menghasilkan antibodi, ongkos yang dikeluarkan sang ibu sangat tinggi karena harga susu formula sangat mahal selain itu susu formula juga bisa mengganggu pencernan bayi. Memang, ada beberapa jenis susu formula khusus yang bisa ditemukan di pasaran selain susu formula yang terbuat dari ekstrak susu sapi misalnya saja susu formula yang berasal dari kacang kedelai. Susu jenis ini paling cocok digunakan oleh anak yang memiliki keterbatasan mengonsumsi susu sapi. Para orang tua yang vegetarian juga biasanya memilih susu formula jenis ini, agar menghindari anaknya mengonsumsi produk binatang.
Kemudian ada juga susu formula yang bebas laktosa. Susu jenis ini cocok untuk anak yang tidak toleran terhadap laktosa, dimana mereka tidak bisa menyerap laktosa (kandungan gula yang terdapat dalam susu sapi). Tapi biasanya, intoleransi laktosa baru terungkap saat anaksudah mulai agak besar sementara saat ia masih bayi, sangat jarang menampakkan gejala tersebut. Ada pula susu formula hipoalergik atau protein hydrolysate. Susu jenis ini adalah alternatif bagi bayi yang tidak bisa mencena susu sapi maupun susu dari kacang kedelai. Namun penggunaan susu formula khusus itu harus atas indikasi yang jelas dan melalui persetujuan dokter. Dan, bagaimanapun juga ASI adalah yang terbaik. Secara lebih detail diuraikan berbagai hal yang menguatkan niat kita lebih memilih ASI dibandingkan susu formula bagi si bayi.

Tidak ada komentar: